Kawasan Transmigrasi Sumba Timur Jadi Pilot Project Pengembangan Sapi Emas Tropis


[Foto : Wamen Viva Yoga Mauladi Dorong Swasembada Pangan Dan Ekonomi Daerah] 
Jakarta | Jurnaljawapes.com – Kementerian Transmigrasi menggandeng Kementerian Pertanian untuk mengembangkan program Sinergi Investasi Sapi Emas Tropis sebagai bagian dari upaya peningkatan produksi daging dan susu nasional. Program strategis ini akan memanfaatkan kawasan transmigrasi sebagai pusat peternakan sapi perah dan pedaging, dimulai dari wilayah Melolo, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, yang ditetapkan sebagai proyek percontohan (pilot project).

Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyampaikan komitmen tersebut saat memimpin rapat teknis bersama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dr. drh. Agung Suganda, M.Si, di Kantor Kementerian Transmigrasi, Kalibata, Jakarta, Rabu (05/06/2025).

“Dalam Asta Cita, salah satu butirnya mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan. Kementerian Transmigrasi tentu harus ambil bagian dalam mewujudkan agenda pembangunan nasional ini,” ujar Viva Yoga.

Pemerintah menargetkan peningkatan signifikan pasokan protein hewani nasional dalam periode 2025–2029, termasuk kebutuhan reguler dan program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk itu, direncanakan impor satu juta ekor sapi pedaging dan satu juta ekor sapi perah. Sapi-sapi ini akan dikembangkan di berbagai kawasan, termasuk lahan milik negara di bawah kendali Kementerian Transmigrasi yang mencapai lebih dari 3 juta hektare.

“Melolo, Sumba Timur, akan menjadi pilot project. Kawasan ini memiliki savana luas, iklimnya lebih baik dibanding Australia bagian utara, dan masyarakatnya sudah punya budaya beternak. Ini potensi besar yang akan kita dorong,” jelasnya.

Menariknya, sapi yang akan dikembangkan merupakan jenis unggul dari Brasil yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan iklim tropis. Hal ini menjadi terobosan penting mengingat sapi impor sebelumnya kerap memerlukan wilayah beriklim dingin.

Dalam skema kerja sama, Kementerian Transmigrasi akan menyiapkan lahan dan sumber daya manusia dari kalangan transmigran. Model kemitraan yang digunakan adalah pola inti-plasma, yang melibatkan peran aktif swasta dan peternak lokal.

“Transmigran akan bermitra dengan Kementerian Pertanian dan pelaku usaha. Ini bukan sekadar program peternakan, tetapi strategi jangka panjang untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru,” kata Viva Yoga, yang juga mantan anggota Komisi IV DPR RI.

Dengan kerja sama lintas kementerian dan pemanfaatan optimal aset negara, program Sapi Emas Tropis diharapkan menjadi langkah konkret menuju kedaulatan pangan dan pemerataan pembangunan nasional berbasis desa dan kawasan transmigrasi.

(Redaksi)


Baca Juga

View

إرسال تعليق

0 تعليقات

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan