![]() |
[Foto : Ilustrasi Ilmu Pengasihan] |
Dalam khasanah budaya Jawa, ilmu pengasihan bukan hanya tentang asmara. Ia adalah seni memengaruhi hati manusia dengan daya tarik batin, aura, dan energi spiritual. Berikut beberapa jenis ilmu pengasihan yang paling dikenal di kalangan masyarakat Jawa:
1. Ajian Semar Mesem
• Ajian ini membuat pemiliknya terlihat menawan, berseri-seri, dan mudah disukai. Dikenal dengan senyum lembut yang memikat siapa saja yang melihat, Semar Mesem dianggap sebagai ilmu putih yang aman dan penuh aura positif.
2. Ajian Jaran Goyang
• Meski kontroversial, ajian ini tetap populer. Konon bisa membuat seseorang yang keras kepala menjadi tunduk. Namanya diambil dari gerakan kuda yang meliuk, menggambarkan bagaimana hati target akan tergoyang dan terus terpikirkan oleh si pengguna.
3. Puter Giling
• Bagi yang ditinggal kekasih atau pasangan, ilmu ini dipercaya bisa membalikkan keadaan. Dengan mantra dan ritual khusus, energi batin target digiling dan diputar balik agar kembali pada sang pemilik ajian.
4. Minyak Pengasihan
• Dibuat dari bahan alami seperti bunga kantil, melati, dan minyak misik, lalu didoakan secara khusus. Biasanya digunakan untuk bertemu seseorang yang ingin ditaklukkan hatinya. Efeknya bisa menambah daya tarik dan karisma.
5. Ilmu Asihan Sukma Sejati
• Ini adalah versi paling spiritual dari ilmu pengasihan. Bukan untuk memaksa, melainkan membuka jalan jodoh sejati. Doa-doanya bersifat lembut, membawa kedamaian, dan mengundang cinta yang penuh keberkahan.
Melalui wawancara eksklusif dengan Awakmedia Jurnaljawapes.com Jumat (18/07/2025) malam Ahli spiritual dari Banyuwangi, Nyi Roro Sekar Arum, memberi penjelasan menarik soal ajian Jaran Goyang yang kontroversial di bandingkan Ajian pengasihan yang lain.
“Ajian Jaran Goyang itu bagaikan angin timur yang lembut tapi bisa merobohkan karang bila disalahgunakan. Ia memang punya daya getar tinggi untuk memanggil sukma, tapi harus diimbangi dengan niat yang tulus. Kalau dipakai karena dendam atau obsesi, efeknya bisa berbalik menyakitkan bagi si pengguna sendiri,” ujar Nyi Sekar Arum, yang dikenal sebagai penjaga warisan leluhur Tanah Blambangan.
Ia menambahkan, banyak kasus batin terguncang atau ketagihan cinta semu justru karena terkena getaran ajian ini, terutama yang menggunakan perantara khodam atau tumbal.
Menurut Nyi Sekar Arum, target dari ajian Jaran Goyang bisa mengalami gejala yang sangat nyata, baik secara emosional, psikis, maupun fisik.
“Biasanya korban akan merasa gelisah tanpa sebab, sulit tidur, sering memikirkan orang yang mengirim ajian, bahkan sampai mengalami mimpi-mimpi aneh yang berulang,” jelasnya.
Gejala lain yang umum muncul adalah hilangnya logika dan kendali diri saat berinteraksi dengan pengirim ajian. Beberapa korban bahkan rela mengorbankan hal-hal penting dalam hidupnya pasangan sah, pekerjaan, atau kehormatan demi memenuhi dorongan cinta obsesif yang dirasakannya. Padahal, semua itu bukanlah cinta sejati, melainkan ikatan batin buatan yang dipaksakan oleh kekuatan gaib.
“Kalau sudah parah, korban seperti kehilangan arah hidup. Ia bisa menjadi mudah tersulut emosi, kecanduan pada keberadaan si pengirim, bahkan menjauh dari keluarga atau orang-orang terdekat,” ujar Nyi Sekar Arum dengan nada prihatin.
Yang lebih mengerikan, sambungnya, adalah ketika ajian itu tidak cocok dengan energi alami korban maka bisa muncul benturan batin yang menyebabkan sakit berkepanjangan, gangguan mental, bahkan kerasukan roh.
"Meski menggoda, ilmu pengasihan harus digunakan dengan hati-hati. Jangan sampai niat tulus berubah menjadi pemaksaan kehendak.Sebaiknya hindari yang melibatkan khodam, jin, atau praktik hitam. Lebih baik menempuh jalur bersih seperti doa, wirid, dzikir, dan aura positif,"tutup Nyi Roro.
Sementara itu Pujo Asmoro, tokoh spiritual dari Ponorogo sekaligus Pimpinan Redaksi Jurnaljawapes.com, mengungkapkan bahwa ada satu ajian pengasihan yang sangat jarang diketahui publik, yaitu Ajian Pendowo Lima.
“Ajian ini sangat kuat, karena terkait dengan energi lima penjuru dan kelima sifat agung manusia. Dulu hanya diajarkan kepada mereka yang lulus tirakat berat,” ungkapnya.
Pujo Asmoro juga menjelaskan, kekuatan supranatural di tanah Jawa memang tidak bisa diremehkan. Sebab menurut pepatah lama: “jalmo moro jalmo mati” yang artinya, siapa datang ke wilayah gaib bisa hilang tak berjejak, tinggal nama.
“Aksara Jawa saja tidak bisa berbunyi ‘NGO’ kalau tidak mematikan abjad. Itu filosofi penting. Bahwa dalam kehidupan, keinginan tak akan tercapai kalau tidak ‘mematikan’ atau mengalahkan ego dan rintangan. Tapi jangan sampai itu dilakukan lewat jalan paksa, apalagi sihir hitam,” terang Pujo Asmoro.
Ia mengajak semua pihak untuk menyiapkan perisai diri berupa iman dan takwa, sebagai benteng dari pengaruh buruk ilmu hitam. Menurutnya, jalan spiritual yang bersih jauh lebih kuat dan bertahan lama.
“Cinta yang datang karena getaran hati jauh lebih kuat daripada cinta yang dipaksa oleh ilmu hitam.”
(Maul/ Redaksi Jurnaljawapes.com)
View
0 تعليقات
Hi Please, Do not Spam in Comments