Gresik | Jurnal jawapes -
Pengambilan nomer urut calon kepala desa SekarKurung kecamatan Kebomas kabupaten Gresik diwarnai aksi provokasi yang dilakukan oleh pendukung inchamben. Aksi itu dilakukan saat pengambilan nomer urut pada tahapan pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kamis, (17/3/2022).
Situasi Balai Desa saat itu semua berjalan normal tidak gaduh dengan suara teriakan atau yel yel dari para pendukung masing-masing kubu. Namun Sejak kedatangan calon inchamben yang diiringi para pendukungnya suasana mulai berubah dengan teriakan yel yel dukungan yang memprovokasi.
Camat Kebomas Yusuf Anshori berharap agar pelaksanaan Pilkades di Sekarkurung berlangsung damai dan tetap mematuhi protokol kesehatan karena Gresik masih berada di level dua PPKM.
” Kita yakin jika kedua calon ini pasti sama-sama ingin memajukan dan mensejahterakan warga desa Sekarkurung. Karena itu saya berharap agar pelaksanaan Pilkdes ini tidak dinodai dengan aksi-aksi yang menganggu keamanan. Jik jupuk nomer wae wes bengok bengok (masih ambil nomer urut saja sudah teriak teriak) ” kata Yusuf Anshori camat Kebomas saat memberikan sambutan.
Sementara Masduki salah satu calon Kepala Desa datang sendiri tanpa membawa pendukung demi tercapainya suasana yang nyaman, aman dan kondusif.
Pengambilan nomer urut calon yang dilakukan di Balai Desa SekarKurung kamis siang disaksikan oleh PJ Kepala Desa beserta Muspika Kecamatan Kebomas.
Ada dua calon kepala desa yang masuk seleksi panitia dan lolos administrasi persyaratan yang dilakukan. Tahapan berikutnya setelah pengambilan nomer urut adalah penyampaian visi misi masing masing calon Kepala Desa. Yang akan dilakukan hari Sabtu (19/3/2022) besok.
Dua calon Kepala Desa (kades) di Sekarkurung, yakni Subkhan mendapat nomor 1 dan Cakades Mukhammad Masduki mendapatkan nomor urut 2, Calon kades nomor urut 2 yang juga wartawan senior di Gresik.
Muhammad Masduki mengatakan nomor urut berapa pun sama saja. Yang terpenting baginya adalah visi misi yang akan menjadi prioritas program kerjanya merupakan cermin harapan masyarakat.
“Salah satu program kerja yang tertuang dalam visi misi saya adalah memaksimalkan sertifikasi tanah yang selama ini tidak digarap oleh Pemerintah Desa. Karena tanah warga yang masih berstatus petok D mencapai sekitar 80 persen, Sementara biaya sertifikasi tanah secara mandiri biayanya mahal,” ungkap Cak Duki, panggilan akrabnya.
Untuk diketahui, Pilkades serentak di 47 Desa di Gresik akan berlangsung pada 26 Maret mendatang.(Y/T)
0 Komentar