![]() |
[Foto : Yoyok Fals Saat Melakukan Konser Tunggal] |
Dulu, Yoyok dikenal sebagai pengamen bus antarkota. Dengan gitar di tangan dan semangat yang tak pernah padam, ia keluar masuk terminal hanya demi satu tujuan: menghidupi keluarga dan mempertahankan harga diri sebagai seniman jalanan. Kini, di usianya yang tak lagi muda, Yoyok masih terus mengamen bukan lagi di atas bis, tapi di kafe dan warung kopi, menghibur pengunjung dengan lagu-lagu legendaris seperti karya-karya Iwan Fals yang begitu lekat dengan perjuangan rakyat kecil.
“Saya ini hanya orang biasa, Mas. Prinsip saya sederhana: TAKETAMA. Kalau tidak kerja, ya tidak makan. Maka saya tetap berjuang, meski hanya dengan mengamen,” ujar Yoyok sambil tersenyum saat ditemui di sebuah warung kopi kawasan Taman Dayu.
“Dulu saya pernah nyalon jadi anggota DPR, lho. Tapi ya itu, ternyata popularitas di jalan tidak cukup untuk dunia politik. Saya sadar, tidak mudah menjadi seseorang. Maka, saya memilih jadi diri sendiri, tetap ngamen, tetap bernyanyi,” katanya sembari memetik gitarnya dan menyapa hangat pelanggan yang baru datang.
Yoyok Taketama bukan sekadar pengamen. Ia adalah simbol keteguhan, kemandirian, dan kejujuran hidup. Sosok yang menolak menyerah pada keadaan dan menjadikan musik bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai jalan hidup.
Di tengah hiruk-pikuk kota yang kadang tak ramah bagi para seniman jalanan, Yoyok tetap bernyanyi. Bukan karena dunia memintanya, tapi karena suara hatinya tak bisa dibungkam oleh waktu.
(Hamim)
View
0 Komentar