Jurang Kuping Kembali Berpotensi Menjadi Wisata Eco Green Surabaya

[Komnas PPLH beserta BEM Universitas Wijaya Putra Surabaya dan aktivis Paguyupan petani jurang kuping]

Surabaya | Jurnaljawapes - Lahan seluas 40 hektar di kawasan Pakal Benowo Surabaya Barat sudah berpuluh tahun menjadi warisan leluhur warga setempat, sudah banyak aksi-aksi yang dilakukan oleh pihak aktivis pecinta lingkungan hidup dan juga para stakeholder pemerintah kota Surabaya juga berupayah menangani pemanfaatan lahan yang terletak di perbatasan wilayah Surabaya dan Gresik tersebut, namun sampai saat ini belum ada perkembangan yang signifikan untuk bisa membantu pemulihan perekonomian warga setempat.
Kali ini pegiat Konservasi Lingkungan Hidup Abhipraya dan BEM Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya berencana akan mengadakan kegiatan yang di namakan “MENEBAR BENIH KEBIJAKAN 4” dengan tajuk GUGAH LEMAH TURU (Pemanfaatan Lahan Tidur) yang akan diadakan pada hari Sabtu 4&5 - Maret- 2023, dengan materi kegiatan utama nya adalah penanaman 1000 pohon di Jurang Kuping, 

Dukungan dari beberapa Lembaga Konservasi Lingkungan atas kegiatan tersebut sangat luar biasa, termasuk dukungan dari Pemkot Surabaya, sehingga masyarakat setempat benar-benar merasakan kembalinya aktivitas yang dahulu seperti yang diajarkan oleh kakek moyang, ungkap salah satu warga setempat.

Begitu pula turut mendukung kegiatan tersebut dari KOMNAS PPLH (Komite Nasional Pengendalian dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup) Jawa Timur yang diwakili oleh Anggota Satgas Luluk Anifah didampingi Aziz Wartono Bidang Sertifikasi yang datang ke lokasi konservasi pada Rabu 15/02/2023 langsung disambut ramah oleh Samiadji Maulana Hidayat selaku aktivis paguyupan petani Jurang Kuping saat ini. Turut menyambut pula perwakilan dari Lembaga Khatulistiwa yang sudah mempersiapkan waktu dan tempat sebelumnya. 

Dalam agenda tersebut membahas tentang pengelolahan area jurang kuping kedepannya untuk menjadi wahana yang hijau dan bernilai ekonomi tinggi, serta bermanfaat bagi penduduk setempat yang notabene sebagai pewaris lahan itu. 

Awalnya Samiadji menceritakan bahwa, “status jurang kuping dulu pernah mendapatkan SK ( Surat Ketetapan) dari Bapak Purnomo Chasidi mantan walikota surabaya pada masanya dulu, bahwa menetapkan sebagai tempat Wisata Bumi Perkemahan dan Penempatan Kebon Binatang Surabaya waktu itu. Tapi sampai sekarang SK tersebut tidak diketahui status nya, maka dari itu masyarakat berinisiatif untuk tetap mempertahankan dan memanfaatkan lahan tersebut dengan berbagai kegiatan” jelasnya.

Kemudian masyarakat menginginkan SK yang dulu pernah ada, bisa di kembalikan lagi artinya Jurang Kuping biarlah menjadi tempat wisata kota Surabaya, tegas pria yang selalu mengenakan udeng (tutup kepala-red) saat beraktifitas sehari-harinya. Karena menurutnya juga, “satu satunya tempat di Surabaya yang masih ramah dengan alam itu adalah yaa Jurang Kuping, dan satu satunya endemic tanaman purba yang juga sampai saat ini masih ada manfaat ekonomi buat warga adalah tanaman lontar yang bisa menghasilkan minuman legen dan buah siwalan, serta daunnya bisa dipakai bungkus ketupat”. Imbuhnya

Dengan kalimat yang bijak, maka Samiadji mengajaka ke semua element masyarakat untuk menggiatkan program pelestarian lingkungan setempat dengan konsep apapun, terlebih untuk eco green yang bisa mendongkrak nilai ekonomis warga. Di tambahkan juga, bahwa pegiat dari mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya pernah merencanakan produksi es cream dengan bahan buah siwalan dari sini.

Di pertengahan sambutan Samiadji menerangkan  “Kalaupun Jurang Kuping ini mau dijadikan tempat wisata yang modern, ramah lingkungan dan ada konsep konservasi maka kita siap, tapi untuk di exploitasi habis habisan untuk orang asing maka kita siap tarung habis-habisan pula, kami pastikan disitu”. Tegasnya

Sebab menurut dia perjuangannya bersama warga sudah cukup lama, tidak mau pada akhir nanti gak dapat hasil serta manfaat untuk masyarakat, harapannya adalah Jurang Kuping bisa menjadi masa depan masyarakat disini.

Sedangkan KOMNAS PPLH diwakili Luluk Anifah, juga sangat mengapresiasi pertemuan hari ini, dia menyampaikan, “sangat berterima kasih sudah disambut baik dan dipersilahkan hadir dalam rangka turut mendukung kegiatan konservasi wilayah Jurang Kuping”. KOMNAS PPLH siap memberikan dukungan pupuk bio organic yang berfungsi untuk pembudidayaan tanaman buah konsumtif yang akan menambah nilai jual dari hasil penanaman tersebut. 

Dalam sambutannya Luluk juga menambahkan, "Kalau menggunakan pupuk bio organic yang diproduksi sendiri oleh kami ini bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan buah dan sayur, rasanya pun lebih manis, teksturnya lebih cantik serta membuat awet buah atau sayur sampai berapa hari pun tidak mudah membusuk meskipun tidak di awetkan pada mesin pendingin makanan. Sedangkan pada kesehatan tanah produksi lebih meningkat dibandingkan menggunakan pupuk kimia," pungkasnya.

Pada akhir pertemuan Samiadji menuturkan bahwa “Semoga doa kami dikabulkan setelah bertemu dengan KOMNAS PPLH ini, seakan Tuhan YME menjawab permintaan almarhum Ayahnya yang meninggal pada usia 98 tahun, waktu itu menginginkan semua pohon lontar disini sebaiknya dilestarikan dengan pupuk yang berasal dari bahan organic agar tidak merusak kelangsungan hidup tanaman hingga sampai anak cucunya”. Dilanjut Samiadji mengajak observasi area Waduk Jurang Kuping yang fenomenal tersebut.


Editor            : Hasan

Jurnalis        : Ziz
Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan