Cita-Cita Besar Abuya KH. Muhammad Izzuddin Muslih Mendirikan Universitas di Ponpes Al Beer

[Foto : Ustad Ahmad Rifa'i Kepala Sekolah SMP Al Berr (3 dari kiri) Saat Sosialisasi dan Pembagian Raport]
Pasuruan | Jurnaljawapes.com - Momentum sosialisasi program pendidikan dan pembagian raport yang digelar pada Minggu (29/06/2025) di Pondok Pesantren Al Beer, Pasuruan, menjadi ajang penyampaian visi besar sang pengasuh, Abuya KH. Muhammad Izzuddin Muslih. Acara yang dipusatkan di Gedung Lantai 3 ini dihadiri para wali santri kelas 8 dan kelas 11, serta seluruh jajaran dewan guru SMP dan SMA Al Beer.

Kelas 8 dan 11 dipilih secara khusus karena berada pada jenjang transisi krusial dalam sistem pendidikan pesantren. Kehadiran para wali santri dalam kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen bersama antara keluarga dan lembaga pendidikan dalam membangun masa depan generasi santri.

Dalam sambutan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP Al - Beer Ustadz Achmad Rifa'i  dan Kepala Sekolah SMA Al Beer Ustadz Muhammad Syamsul, Abuya KH. Izzuddin menitipkan pesan penting mengenai keberkahan dalam menuntut ilmu. Ia mengimbau agar para santri tidak meninggalkan pondok sebelum menyelesaikan studi, karena hal itu dapat menghilangkan keberkahan proses belajar serta memutus mata rantai pendidikan yang sedang ditempuh.

“Santri harus menyelesaikan pendidikannya dengan tuntas. Jangan keluar di tengah jalan, karena keberkahan dan keberhasilan terletak pada kesempurnaan proses belajar,” demikian kutipan pesan Abuya.

Lebih jauh, Abuya juga mengungkapkan cita-cita besarnya untuk mendirikan sebuah universitas berbasis pesantren di bawah naungan Ponpes Al Beer. Rencananya, kampus tersebut akan membuka empat jurusan utama: Pendidikan Agama Islam (PAI), Pengembangan Sumber Daya Insani (PSI), Manajemen Bisnis Syariah Islam (MBSI), dan Ekonomi Syariah.

“Pendidikan akademik harus seiring sejalan dengan penguatan karakter dan nilai-nilai pengabdian (hidmah), agar para santri kelak tidak hanya mumpuni secara keilmuan, tetapi juga siap mengabdi di tengah masyarakat,” ujar Abuya sebagaimana disampaikan Ustadz Rifa’i.

Dalam kesempatan tersebut, pihak sekolah juga menyampaikan informasi penting terkait kebijakan nasional penerapan Ijazah Elektronik (E-Ijazah) mulai tahun ajaran 2025. Kebijakan ini sesuai dengan Peraturan Mendikbudristek Nomor 58 Tahun 2024 yang bertujuan meningkatkan efisiensi, keamanan, serta mengurangi risiko pemalsuan ijazah.

Ustadz Rifa’i menekankan pentingnya pembaruan dan verifikasi data siswa, terutama pada kesesuaian nama di Kartu Keluarga (KK) dengan data sekolah. Hal ini menjadi langkah krusial untuk memastikan validitas dan kelancaran penerbitan E-Ijazah, yang kini menjadi standar nasional.

“Mohon perhatian serius dari para wali santri agar melakukan pengecekan dan pemutakhiran data anak-anaknya. Ketidaksesuaian data dapat berujung pada kendala administratif yang merugikan santri itu sendiri,” tegasnya.

Penerapan E-Ijazah juga merupakan bagian dari program transformasi digital nasional dalam dunia pendidikan. Sistem ini akan mendukung verifikasi dan validasi ijazah secara daring, mempercepat proses administrasi, serta menjamin keamanan data peserta didik.

Acara sosialisasi ini juga menjadi forum penting untuk memperkuat komunikasi antara wali santri dan dewan guru. Abuya menekankan bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kualitas pengajaran, tetapi juga oleh kolaborasi aktif antara keluarga dan lembaga pendidikan.

Dengan komitmen bersama ini, Ponpes Al Beer tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual para santrinya, tetapi juga membentuk karakter unggul yang siap menjadi pemimpin, pengabdi, dan penggerak perubahan dalam masyarakat.

(Hamim) 

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan