Menyambut 1 Muharram 1447 H Malam Satu Suro Momentum Spiritualitas dan Refleksi Budaya

[Foto : Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram (1 Suro ) Di Kantor Redaksi Jurnaljawapes]
Gresik | Jurnaljawapes.com – Malam 1 Suro, yang bertepatan dengan 1 Muharram 1447 dalam penanggalan Hijriah, kembali menjadi momen spiritual penuh makna bagi masyarakat Jawa. Tahun ini, malam sakral tersebut jatuh pada Kamis malam, (26/06/2025), selepas Maghrib. Tanggal 1 Suro atau 1 Muharram sendiri jatuh pada Jumat, (27/06/2025), dan ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Bagi masyarakat Jawa, malam Satu Suro bukan sekadar pergantian tahun dalam kalender Jawa-Islam. Ia adalah titik hening dalam ruang batin, di mana dimensi spiritual dan budaya bersatu. Kalender Jawa yang disahkan Sultan Agung Hanyokrokusumo pada abad ke-17 silam memang dirancang untuk menyatukan dua sisi kehidupan  religiusitas Islam dan kearifan budaya lokal.

Pada malam yang diyakini sebagai saat terbukanya tabir antara dunia kasatmata dan alam gaib ini, berbagai laku spiritual dilakukan oleh masyarakat. Mulai dari tirakat, ziarah kubur, doa bersama, hingga selametan menjadi sarana membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Sebagai bagian dari masyarakat budaya dan insan media yang menjunjung tinggi nilai spiritualitas, keluarga besar Jurnaljawapes.com juga turut memperingati malam 1 Suro dengan menggelar kegiatan internal yang penuh khidmat. Acara yang berlangsung di kantor redaksi ini diisi dengan doa bersama, pembacaan tahlil, renungan, dan refleksi untuk menyambut tahun baru Hijriah dengan semangat baru.

Pimpinan Redaksi Jurnaljawapes.com, Pujo Asmoro, menyampaikan makna penting dari peringatan ini. Ia mengatakan “Malam 1 Suro bukan hanya peristiwa kalender, tetapi sebuah panggilan batin. Di dunia jurnalistik yang keras dan cepat, kami perlu momen seperti ini untuk kembali ke jantung nilai: kejujuran, integritas, dan tanggung jawab moral. Malam ini adalah malam menata niat, memperdalam kesadaran, dan mengukuhkan kembali komitmen bahwa karya jurnalistik yang kami hasilkan bukan semata soal informasi, tetapi juga cahaya yang menuntun masyarakat.”ungkap Pujo Asmoro.

Pujo juga menekankan pentingnya merawat warisan budaya leluhur dengan tidak melepaskan diri dari akar spiritualitas bangsa. Ia menambahkan “Kita perlu menjadikan tradisi seperti malam Suro bukan sebagai simbol mistik, tetapi sebagai warisan luhur yang mengajarkan nilai-nilai keheningan, laku prihatin, dan kesadaran akan kefanaan. Inilah refleksi yang memberi kedalaman dalam setiap langkah kita sebagai pewarta kebenaran.”imbuhnya.

Malam 1 Suro adalah peringatan bahwa waktu terus berjalan. Ia mengajarkan pentingnya menyambut setiap awal dengan jiwa yang bersih, hati yang tenang, dan tekad yang diperbaharui. Di tengah arus zaman, semangat hijrah menjadi ajakan untuk berpindah dari gelap menuju terang, dari lalai menuju taat, dari duniawi menuju Ilahi.

“Di awal tahun baru Islam ini, mari kita jadikan Muharram sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan menyusun langkah menuju kehidupan yang lebih berkah dan diridhai Allah SWT,” pungkas Pujo Asmoro.

(Jerry/Krisna)

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan