![]() |
[Foto : Pimpinan Redaksi Jurnaljawapes Pujo Asmoro] |
“Pidato Kyai Ma’ruf mengingatkan kembali bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya bebas secara politik, tapi juga merdeka dalam hal ekonomi, terutama bagi rakyat kecil yang selama ini masih berjibaku dengan ketimpangan,” ujar Pujo Asmoro.
Pidato Kyai Ma’ruf menekankan pentingnya Pasal 33 UUD 1945 sebagai landasan utama arah pembangunan ekonomi nasional. Tiga ayat utama pasal tersebut menegaskan bahwa:
• Ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
• Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
• Ayat (3): Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
Penegasan tersebut, menurut Pujo Asmoro, merupakan pengingat bahwa negara memiliki mandat konstitusional untuk hadir secara nyata dalam pengelolaan ekonomi demi kesejahteraan bersama, bukan hanya segelintir kelompok.
Dalam konteks pernyataan Kyai Ma’ruf, Pujo Asmoro menggarisbawahi tiga langkah konkret yang seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo:
1. Penguatan Demokrasi Ekonomi
- Negara perlu kembali pada prinsip-prinsip demokrasi ekonomi, dengan memperkuat peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta mendorong produksi berbasis komunitas.
2. Langkah Antisipatif dan Inovatif
- Pemerintah harus mengambil langkah antisipatif terhadap tantangan ekonomi global, seperti melalui kebijakan fiskal progresif, stimulus untuk industri kreatif dan digital, serta penguatan ekonomi berbasis sumber daya lokal.
3. Keberpihakan kepada Rakyat Kecil
- Program-program bantuan sosial perlu didesain tidak hanya sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat, termasuk peningkatan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan modal usaha.
Menurut Pujo Asmoro, pidato Kyai Ma’ruf sejatinya adalah panggilan nurani untuk mewujudkan kemerdekaan ekonomi yang utuh dan berkeadilan sosial.
“Kemerdekaan tidak hanya dimaknai dengan kembang api dan parade, tapi juga dengan hadirnya negara di tengah rakyat. Saat rakyat kecil bisa berdiri tegak secara ekonomi, di situlah kemerdekaan benar-benar terasa,” pungkasnya.
Dewasa ini, tantangan perekonomian Indonesia membutuhkan ketegasan visi dan keberanian kebijakan. Dukungan terhadap masyarakat akar rumput, jika dijalankan secara konsisten dan terstruktur, akan menjadi pondasi kuat menuju Indonesia yang mandiri, berdaulat, dan sejahtera.
(Hamim)
View
0 تعليقات
Hi Please, Do not Spam in Comments