![]() |
[Foto : Pudak Kudapan Manis khas Kota Gresik] |
Pudak merupakan makanan khas Gresik yang terbuat dari campuran tepung beras, gula merah atau gula pasir, dan santan kelapa. Adonan ini kemudian dikukus dalam bungkus unik berbahan dasar pelepah daun pinang (ope), yang tidak hanya memberi aroma khas, tetapi juga menjadi identitas visual yang tak bisa disamakan dengan kudapan manapun di Indonesia.
Konon, pudak telah hadir di bumi Gresik sejak era perdagangan abad ke-18, ketika kota ini menjadi pelabuhan penting yang menghubungkan Jawa dengan para saudagar dari Cina, Arab, dan Eropa. Sejak saat itu, pudak tak pernah absen dalam setiap momen penting, mulai dari sajian tamu agung, hantaran pernikahan, hingga simbol penghormatan kepada tokoh dan ulama.
Di tengah maraknya makanan modern, pudak tetap lestari karena lebih dari sekadar kudapan. Ia adalah representasi dari ketelatenan perempuan Gresik dalam menjaga tradisi, serta simbol persaudaraan dalam budaya masyarakat pesisir.
Beberapa varian pudak telah berkembang seiring waktu, seperti pudak sagu, pudak putih, dan pudak pandan, yang masing-masing menyuguhkan rasa dan pengalaman tersendiri. Namun, semuanya tetap mengusung satu filosofi kesederhanaan yang diracik dengan cinta.
Bagi wisatawan maupun warga lokal, Jalan Sindujoyo, khususnya Gang Pudak, menjadi destinasi wajib untuk berburu kudapan ini. Di sinilah para perajin pudak generasi keempat melestarikan resep warisan nenek moyang tanpa kompromi. Salah satunya adalah Bu Siti Muniroh, yang mengaku telah membuat pudak sejak usia 15 tahun.
“Setiap bungkus pudak ini bukan hanya soal rasa, tapi soal amanah dari leluhur kami. Kami harus menjaga kualitas, karena ini bukan hanya makanan, tapi kebanggaan Gresik,” ujar Bu Siti. Kepada awak media jurnaljawapes Rabu (16/07/2025)
Kini, pudak telah merambah pasar nasional. Banyak toko oleh-oleh dan platform daring yang memasarkan kudapan ini, menjadikannya duta kuliner Gresik yang mampu berbicara di kancah lebih luas.
Namun demikian, tantangan tetap ada. Di tengah gempuran makanan cepat saji dan perubahan gaya hidup, regenerasi perajin pudak menjadi pekerjaan rumah yang tak bisa dianggap remeh. Pemerintah daerah dan pelaku UMKM terus berupaya memberikan pelatihan dan promosi agar pudak tak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh sebagai ikon kuliner yang bernilai ekonomi tinggi.
Pudak bukan sekedar makanan, ia adalah identitas. Lewat kelembutan rasanya dan keharuman khas bungkusnya, pudak membawa pesan bahwa dalam setiap gigitan, terdapat sejarah, budaya, dan cinta dari kota Gresik yang ramah dan bersahaja.
(ul)
View
0 Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments