![]() |
| [Foto : Audiensi Perwakilan Masyarakat di Kantor Bupati Purbalingga] |
Ketua Aliansi Purbalingga Bersatu, Abah Selamet Wahidin, menegaskan bahwa perjuangan yang mereka lakukan bukan sebatas aksi demonstrasi biasa.
“Pergerakan kami bukan sekadar aksi turun ke jalan. Ini adalah perjuangan di segala lini. Kami menolak pergerakan yang disusupi kepentingan yang merugikan teman-teman pejuang di lapangan,” ujarnya.
Abah Selamet juga menambahkan bahwa aksi ini akan dilakukan secara konsisten hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti tuntutan rakyat. Beberapa tuntutan utama yang disuarakan meliputi:
1. Pembatalan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dinilai sangat membebani masyarakat.
2. Pengusutan tuntas praktik pungutan liar (pungli) dalam proyek fisik maupun nonfisik.
3. Evaluasi ketat dan transparan terhadap percepatan pembangunan daerah yang selama ini dianggap sarat kepentingan.
4. Peninjauan ulang Perda Corporate Social Responsibility (CSR) agar berjalan adil, proporsional, dan berpihak pada kepentingan masyarakat.
Menurut Abah Selamet, masih banyak persoalan lain yang harus segera dibenahi demi terciptanya kesejahteraan masyarakat Purbalingga.
Seluruh ketua ormas, LSM, dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Purbalingga Bersatu menyatakan komitmen untuk melakukan aksi tanpa batas. Gerakan ini akan dilakukan secara serentak, terkoordinasi, dan dalam satu komando pusat, di mana setiap koordinator bertanggung jawab terhadap strategi dan pengorganisasian di wilayah masing-masing.
“Kami akan bergerak secara serentak dan terkoordinasi, ribuan peserta siap dikerahkan untuk menyuarakan aspirasi secara terbuka kepada publik,” tegas para perwakilan aliansi.
Aksi besar ini dipastikan akan dimulai pada bulan September sebagai bentuk perlawanan nyata demi keadilan dan kemaslahatan masyarakat Purbalingga.
(Josaphat H.S.)
View


0 Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments