Inovasi Jolotundo Manjakan Pengunjung dan Pecinta Wisata Budaya

[Foto : Kepala Kehutanan Mojokerto Bersama Kepala Dinas Pariwisata Saat Di Petirtaan Jolotundo] 
Mojokerto | Jurnaljawapes.com - Jawa Timur kian menegaskan diri sebagai rajanya pariwisata nusantara. Mulai dari wisata edukatif, religi, hingga budaya, semuanya berakar kuat di tanah penuh sejarah ini. Salah satu kawasan yang terus berinovasi tanpa meninggalkan nilai luhur masa lalu adalah Petirtaan Jolotundo, situs bersejarah di lereng Gunung Penanggungan yang dikenal sebagai “Arjuna Induk Peradaban Dunia”.

Kini, Jolotundo bukan hanya sekadar destinasi spiritual dan sejarah, namun juga menjadi laboratorium inovasi yang menggabungkan pelestarian budaya, pengembangan ekonomi kreatif, dan kemajuan teknologi konservasi.

Melalui konsep Jolotundo Edu Park, pengelola kawasan menghadirkan suasana wisata yang menyatu dengan alam. Pengembangan area camping dan glamping menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang ingin menikmati kesejukan dan spiritualitas lereng Penanggungan.

Berbagai fasilitas seperti area outbound, mini zoo tempat memberi makan rusa, wahana berkuda, hingga lintasan ATV juga disiapkan untuk memperkaya pengalaman pengunjung. Menariknya, seluruh pengelolaan melibatkan masyarakat lokal, baik dalam penyediaan fasilitas maupun pelayanan wisata, sehingga memberikan dampak ekonomi langsung bagi warga sekitar.

Tak hanya soal rekreasi, Jolotundo juga menjadi pusat riset sejarah dan konservasi modern. Pemanfaatan teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging) membuka peluang penemuan situs arkeologi baru di sekitar Gunung Penanggungan. Teknologi ini membantu memetakan area tersembunyi yang mungkin menyimpan jejak peradaban kuno.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Petirtaan Jolotundo tergolong istimewa. Kandungan mineralnya tinggi, kejernihannya bertahan lebih dari seribu tahun, dan diduga berasal dari sistem akuifer canggih peninggalan masa lalu.

Kesadaran pelestarian juga semakin kuat melalui kampanye lingkungan, seperti pemasangan papan imbauan untuk menjaga kebersihan sungai, air terjun, dan mata air di sekitar situs.

Nilai budaya dan spiritual tetap menjadi jiwa dari seluruh inovasi di Jolotundo. Situs ini terus dijaga sebagai ruang edukasi budaya melalui pengembangan media pembelajaran sejarah berbasis teknologi visualisasi.

Tradisi masyarakat sekitar pun tetap lestari. Ritual kenduren tahunan dan kepercayaan terhadap khasiat air Jolotundo bagi kesehatan dan rezeki masih hidup hingga kini. Bahkan masyarakat bersama pengelola rutin melakukan kerja bakti memperbaiki akses jalan menuju petirtaan wujud nyata gotong royong yang menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga hati nurani bersama.

Dengan berbagai terobosan tersebut, Jolotundo menjadi contoh harmoni antara inovasi modern dan kearifan lokal, antara teknologi dan spiritualitas, antara ekonomi dan pelestarian budaya.Sebuah warisan masa lalu yang kini hidup kembali bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dimajukan.

(Hamim)

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan