Setelah Setigi, Kepala Desa Sikapuk membuat gebrakan baru dengan meresmikan monumen Ratu Agro


[Kades Sikapuk Abdul Halim saat meresmikan monumen Ratu Agro]

Gresik | Jurnal jawapes-
Setelah wisata setigi yang berada di Desa sikapuk yang banyak di minati wisatawan domestik maupun mancanegara,dan menjadikan Desa tertinggal menjadi Desa miliarder, Kembali Pemdes Sikapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik tengah membuat gebrakan baru dengan memproyeksikan Agrowisata Kebun Pak Inggih (KPI) sebagai obyek wisata kedua yang rencananya akan dibuka pada awal tahun 2022.

Sebagai pertanda adanya Agrowisata KPI, Kepala Desa Sikapuk Bapak Abdul Halim, meresmikan Monumen Ratu Agro, pada Selasa (12/10/2021). Hal ini ditandai dengan adanya prasasti bermotif batu kali bertuliskan Monumen Ratu Agro.

“Diresmikannya Monumen Ratu Agro ini bertujuan agar nantinya para pengunjung mudah mengingat agrowisata KPI (Kebun Pak Inggih),” ujar Kades Sikapuk Bapak Abdul Halim yang didampingi Ketua Penggerak PKK, perangkat desa, BPD, BUMDes, dan Pokdarwis.

Beliau mengatakan, Ratu Agro sendiri diartikan sebagai sosok ratu atau istri pemimpin yang memiliki kecantikan dan keanggunan. Sehingga nantinya aura itu akan terpancar pada tata ruang agar pengunjung lebih santai.

“Sedangkan Agro berarti tanah, dengan harapan agar semangat masyarakat dan pengunjung membuat tanah yang kami bangun ini bisa lebih produktif dan lebih bermanfaat dari sebelumnya,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Ki Begawan Setigi menjelaskan, detail bangunan dari Monumen Ratu Agro ini ada sebelas anak tangga. Hal ini menggambarkan setiap menapaki langkah harus dapat ‘welasan’ atau izin dari lingkungan dan dari Yang Maha Kuasa.

Adapula tiga titik surya bergambar Trisula yang bermakna sebagai pengingat kita bersama. Dengan bentuk tombak bermata tiga, Trisula diartikan bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Sekaligus tiga sifat benar, lurus, dan jujur.

Tugu utama dengan jumlah sembilan pilar untuk mengingatkan jika tlatah ini berada di kawasan dakwah sembilan wali (wali songo).
Tugu empat yang mengelilingi dan satu tugu utama berjumlah lima tugu  menggambarkan empat arah mata angin, sehingga kita bisa melangkah dengan tepat dan tidak lupa dengan kiblat.

“Jumlah lima tugu itu mengingatkan lima waktu dengan keutamaan sholat subuh, bumi seisinya akan diserahkan untuk kita yang menunaikan,” jelas Kades yang berhasil mengubah Desa Tertinggal menjadi Desa Miliarder ini.

Sementara air mancur kelopak bunga dengan tujuh tumpuk itu untuk mengingatkan sehebat apapun diri kita masih butuh pitulung, pitutur, pituduh, serta sumber itu adalah pemberian dari yang mana kuasa, kapan pun bisa melimpah dan sebaliknya.

“Dari simbol tersebut, kita ingatkan kebesaran-Nya dan bersyukur kita punya tujuh panutan dalam memahami kebenaran, yakni Rosul beserta empat sahabatnya Abubakar, Umar, Usman, Ali dan empat Madzab Imam Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi,serta adanya waktu tujuh hari, langit tujuh lapis, bumi tujuh lapis, dan air tujuh warna,”pungkasnya.
(Y/T)
Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan