Ngawi | Jurnaljawapes -
UPT Puskesmas Padas melaksanakan kegiatan penanggulangan stunting yang dilaksanakan di 12 Desa diwilayah Kecamatan Padas dengan Narasumber Retna Hidayati, S.Gz, Galuh Wigati, A.Md., Keb .
( 25-08-2022 )
Kegiatan Kertu Penting (Kerja Terpadu Penanggulangan Stunting ) mulai dirintis sejak awal tahun dan masih berlangsung sampai sekarang dan untuk rincian kegiatan, Validasi data Gizi melalui Bulan Timbang Posyandu dan pelaksanaannya setiap 6 bulan sekali. Pencegahan Anemia pada remaja putri dan ibu hamil dengan pemberian Tablet Tambah Darah atau ( TTD ) melalui Posyandu remaja. Pendampingan Kader dan tenaga kesehatan pada ibu hamil Kurang Energi Kronis ( KEK ), kader melakukan pendampingan pada ibu hamil khususnya pola konsumsi, rutinitas minum tablet tambah darah, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Penguatan ASI eksklusif melalui penyuluhan dan praktek laktasi pada kelas ibu hamil, meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang makanan pada bayi dan anak melalui kelas Pemberian Makan pada bayi dan anak di Posyandu. Meningkatkan pengetahuan kader dan ibu balita tentang pemanfaatan Toga dan Akupresur untuk meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh balita. Progam Orang Tua Asuh balita gizi buruk dan stunting, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis ( KEK ) dan balita gizi buruk .
Untuk kegiatan penanganan penanggulangan stunting sasarannya kepada Remaja Putri, Ibu Hamil, Ibu menyusui, Bayi dan Balita, Kader Posyandu, Tokoh Masyarakat / Perangkat Desa, Lintas Sektor, Lintas Program terkait ( bag. Gizi, promkes, gigi, P2P, Kecacingan, Diare, Bidan Desa, Dokter ) .
Untuk dana kegiatan program KERTU PENTING diperoleh dari sumber dana dari dana Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK ), Dana ADD Desa, dan Swadaya Masyarakat .
Retna Hidayati mengatakan, "Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang menanggulanginya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja, akan tetapi butuh peran serta dari masyarakat terutama keluarga terkait perubahan perilaku dan pola asuh. Masalah gizi di samping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang mendukung pola hidup sehat," bebernya.
Lanjutnya, "Permasalahan stunting merupakan masalah kronis yang berlangsung lama dan tidak serta merta terjadi dimulai dari kejadian anemia pada remaja putri, ibu hamil yang Kurang Energi Kronis, bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif serta pola pemberian makan pada balita ( Gizi pada 1000 HPK ) dan juga dipengaruhi dengan kondisi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga akhirnya balita tersebut mengalami kekurangan gizi dan menjadi stunting." imbuhnya.
Berdasarkan hasil pemantauan gizi balita di wilayah Puskesmas pada tahun 2021 berdasarkan indikator TB/U terdapat balita stunting 326 anak ( 63 balita sangat pendek dan 263 balita pendek ) atau 18.04% dengan target maksimal 21.1% dari populasi ( tahun 2021 ) .
Retna Hidayati juga mengatakan, "Program penanggulangan yang terkoordinasi dengan lintas sektor dan lintas program yang dinamai KERTU PENTING ( Kerja Terpadu Penanggulangan Stunting ) di mana kegiatan ini adalah kegiatan intervensi spesifik terpadu yang melibatkan lintas program, lintas sektor serta peran serta masyarakat dalam program penanggulangan stunting di wilayah kecamatan padas.
Dan tujuannya untuk percepatan penurunan stunting dengan melibatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor, dengan cara memperbaiki gizi pada 1000 HPK serta perilaku hidup bersih dan sehat," ujarnya.
Masih Retno, "Terkait program KERTU PENTING kami berharap kegiatan ini terus berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya dalam penanggulangan masalah gizi dengan penguatan peran berbagai elemen baik masyarakat, lintas sektor maupun tenaga kesehatan." pungkasnya .
Editor : Hasan
Jurnalis : dwi
0 Komentar