Kisah Hidup Raden Groeda Nitidiningrat I

[Foto: Simbol Kyai Adipati Aria Niti Adi Ningrat]

Pasuruan | Jurnaljawapes.com - Dimulai dari masa kyai Ngabehi Wongsonegoro atau Nitinegoro dijadikan Adipati Pasuruan, mendapat ganjaran seorang Garwa selir dari Sri Susuhunan Paku Buwana II yang berasal dari Kertasura.

Garwa tersebut adalah bernama Raden Ayu Berie atau Sri Budjang. Beliau adalah putri dari Pangeran Brodokoesoemo dari Drajat Sidayu. Raden Ayu Berie datang ke Pasuruan diantar oleh Pangeran Arya Panular dan Pangeran Angrangkoesoemo, beliau adalah dua orang Pangeran dari Kertasura.

Selepas mengantar kembali Pangeran Arya Panular ke Kertasura, tetapi tidak demikian dengan Pengeran Angrangkoesoemo, beliau tinggal di Winongan kidul yang lebih dikenal dengan dukuhan Tjokropaten.

Pada masa awal menginjakan kaki di Pasuruan Raden ayu Berie bertempat tinggal di Desa kadipaten, tambakyudan, karena ditempat tersebut adalah tempat tinggal para Bangsawan. Pada saat Raden Ayu Berie diberikan kepada Patih kyahi Ngabehi Wongsonegoro sedang dalam keadaan hamil. Pada saat diserahkan itulah ada sebuah pesan yang disampaikan oleh Susuhunan Paku Buwana II, yaitu "Apabila dari kehamilan Raden Ayu Berie ini lahir seorang anak laki-laki, maka dialah yang akan menggantikan kedudukan Bupati di Pasuruan"

Pada tahun 1740, saat Patih Wongsonegoro menjadi Adipati Pasuruan, Raden Ayu Berie yang saat itu sedang berada di Pesanggrahan desa Groeda, distrik Kraton Pasuruan, melahirkan seorang putera laki-laki yang kemudian diberi nama Raden Groeda. Sebagai kelaziman para putera raja Jawa setelah seorang anak beranjak dewasa maka dia akan mendapatkan gelaran baru, Raden Groeda pun mendapatkan nama Gelaran yang baru, yaitu Raden Bagus Ingabehi Soemodrono.

Pada tanggal 27 Juli 1751, gelar berganti menjadi Tumenggung Nitinegoro, di tahun yang sama Patih Wongsonegoro meninggal dunia dan Raden Groeda mendapat gelaran baru sebagai kyahi Adipati Nitidiningrat. Patih Wongsonegoro dimakamkan di Desa Pekuncen kota Pasuruan.

Kyahi Adipati Nitidiningrat adalah seorang Bupati yang sangat menyayangi rakyatnya, dan beliau juga dikenal sebagai sosok yang sangat cakap dan pandai. Jasa beliau kepada Pasuruan cukup besar, dalam penataan masyarakat beliau juga sangat Arif dan bijaksana.

Seorang Bupati yang memiliki jasa besar dalam penataan masyarakat Pasuruan, seorang Bupati yang sangat menyayangi rakyatnya ini berkuasa selama 48 tahun. Beliau wafat pada tanggal 8 Nopember 1799. Dan kemudian digantikan oleh puteranya yang bernama Raden Ngabehi Notokoesomo yang kemudian bergelar khyai Adipati Nitidiningrat II.

Kyahi Adipati Nitiadiningrat II digantikan oleh puteranya yang bernama Raden Panji Brongtokoesomo yang kemudian bergelar kyahi Adipati Nitiadiningrat III, dan Khayi Adipati Nitiadiningrat III digantikan oleh putranya yang bernama Raden Bagus Amoen yang kemudian bergelar kyahi Adipati Nitiadiningrat IV yang Oleh masyarakat Pasuruan dikenal dengan nama Kanjeng Pangeran atau Mbah Surga Surgi.

Penulis : Rachmat Hidayatullah

Sumber : Kitab Sejarah Family Raden Tumenggung Aria Nitiadiningrat tahun 1914
Baca Juga

View

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Kepada Rachmat Hidayat apakah anda mencopas tulisan ini sudah seijin penyusun karena tukisan anda ini adalah hasil penyusunan team Panitia Haul Nitiadiningrat I

    BalasHapus
  2. Iya ini kan hasil dari penyusuna team panitia houl niti yang akan datang kok bisa di publikasihkan apakah anda sudah izin untuk mempublikasihkan

    BalasHapus

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan