![]() |
[Foto : Plt Bupati Gresik Dr Asluchul Alif Dalam Haul Sayyid Abdurrahman Desa Betoyo Kauman] |
Ribuan warga tampak larut dalam suasana penuh kebersamaan. Seperti tradisi yang diwariskan turun-temurun, setiap keluarga membawa kupat lepet, simbol syukur atas limpahan rezeki dari bumi dan laut. Perpaduan antara doa, ziarah makam, dan jamuan tradisional ini menjadi momentum reflektif untuk mengenang jasa leluhur sekaligus mempererat jalinan sosial masyarakat.
Acara ini turut dihadiri oleh Plt. Bupati Gresik, Dr. Asluchul Alif, jajaran Forkopimcam Manyar, termasuk Camat Manyar Hendrawan Susilo, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas, yang menyatakan komitmennya dalam menjaga kelestarian budaya lokal.
Dalam sambutannya, Camat Manyar Hendrawan Susilo menegaskan pentingnya merawat tradisi sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan leluhur.
“Sedekah Bumi dan Haul Mbah Buyut ini sudah digelar selama 127 tahun. Ini bukan sekadar acara ritual, tapi bentuk penghormatan pada Mbah Sayyid Abdurrahman yang menjadi bagian dari fondasi keberadaan kita. Beliau pasti tersenyum melihat kerukunan masyarakat Betoyo Kauman. Semoga tradisi ini bisa terus lestari hingga ratusan tahun ke depan,” ungkapnya penuh harap.
Sementara itu, seorang pemuka agama setempat mengisahkan asal muasal tradisi ini. Ia menyebut, pada tahun 1893 silam, terjadi kebakaran hebat yang hanya bisa dipadamkan dengan janur (daun kelapa muda), setelah berbagai upaya gagal.
“Kejadian itu dianggap sebagai peringatan spiritual dari Mbah Abdurrahman agar umat tidak melupakan dakwah dan perjuangannya. Sejak itu, kupat lepet menjadi simbol yang tak tergantikan dalam Haul ini,” jelasnya.
Plt. Bupati Gresik, Dr. Asluchul Alif, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas keberlangsungan acara tersebut dan menyatakan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung aspirasi masyarakat Betoyo Kauman. Ia mengungkap sejumlah agenda strategis yang telah dan akan diperjuangkan, mulai dari persoalan pupuk subsidi perikanan, perbaikan sungai, hingga pemenuhan air bersih.
“Kita sedang dorong realisasi pupuk subsidi untuk perikanan sesuai Perpres. Saya sudah bicara langsung dengan DPR RI dan Petrokimia Gresik. Desa Betoyo Kauman punya potensi besar di sektor perikanan, dan ini harus kita dorong bersama,” ungkap Alif.
“Soal air bersih, sudah kami hitung. Total anggarannya mencapai Rp52 miliar. Kita juga ingin memastikan jalan nasional di kawasan utara Gresik, seperti Daendels dan JIIPE, diperlebar demi menunjang akses masyarakat,” tambahnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti pentingnya pelibatan warga lokal dalam sektor industri, sesuai Perda yang mewajibkan perusahaan merekrut minimal 60% tenaga kerja asal Gresik.
“Kami prioritaskan warga lokal, terutama dari keluarga tidak mampu, untuk masuk program pelatihan dan sertifikasi. Anak-anak desa harus jadi generasi yang mengangkat derajat keluarganya,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Dr. Alif menyampaikan salam dari Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, yang saat ini tengah menunaikan ibadah haji.
“Mari kita jaga sinergi pemerintah dan masyarakat. Semoga barokah dari Mbah Buyut Abdurrahman senantiasa menyertai Betoyo Kauman, menjadikannya desa yang makmur, sejahtera, dan berkarakter.”pungkasnya.
Tradisi yang tidak lekang oleh waktu ini menjadi bukti bahwa pembangunan tidak hanya soal infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga tentang merawat jati diri dan akar budaya. Desa Betoyo Kauman, dalam harmoni religius dan kearifan lokalnya, memberi pelajaran tentang bagaimana masa lalu menjadi lentera bagi masa depan.
(Yan/ul)
View
0 Komentar