![]() |
[Foto : Tarmiji alias Panglima Kijang] |
Peristiwa ini bermula pada Mei 2024 lalu, saat Tarmiji diundang ke lingkungan Kraton Kesultanan Kutai Kartanegara untuk memberikan klarifikasi atas sebuah video yang viral di media sosial, yang dituding telah menghina Sultan Kutai Kartanegara. Namun, bukan klarifikasi yang didapat, melainkan perlakuan tidak manusiawi.
“Sesampainya di kraton, saya malah difitnah, dilempar botol minuman, dipukul dari belakang, dan dianiaya di hadapan Sultan,” ungkap Tarmiji dalam keterangannya kepada media, Rabu (16/07/2025).
Menurutnya, penganiayaan itu dilakukan oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai kerabat Sultan. Ia menambahkan, tindakan kekerasan tersebut disaksikan langsung oleh Sultan Kutai Kartanegara, serta sejumlah pihak yang hadir dalam ruangan tersebut.
Parahnya, kejadian itu sempat direkam oleh beberapa orang dan videonya kemudian menyebar luas di media sosial. Tarmiji merasa martabatnya direndahkan secara publik, dan keluarganya pun merasa sangat terpukul.
“Video itu diviralkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Saya sangat dipermalukan, nama baik saya tercoreng. Keluarga besar saya juga sangat tidak terima dengan peristiwa itu,” tegasnya.
Lebih memprihatinkan lagi, laporan resmi yang diajukannya ke Polda Kaltim pada 2024 hingga kini belum ditindaklanjuti secara serius. Tarmiji mengaku heran dan kecewa karena kasusnya seperti dibiarkan mengambang tanpa kejelasan hukum.
“Sudah setahun berlalu sejak saya melapor, tapi tidak ada tindak lanjut berarti. Alasannya, penyidik yang dulu menangani kasus saya telah dipindah tugaskan. Saya bingung harus melapor ke mana lagi, padahal bukti video sangat jelas dan sudah viral di medsos,” ujar Panglima Kijang dengan nada geram.
Ia juga menilai bahwa institusi kepolisian belum menunjukkan sikap profesional dan transparan dalam menangani laporannya. Ia berharap ada perhatian dari pimpinan Polri agar kasus ini mendapat penanganan yang adil dan sesuai hukum.
Tarmiji, yang dikenal sebagai tokoh adat sekaligus pegiat budaya lokal di Kalimantan Timur, menegaskan bahwa dirinya akan terus mencari keadilan. Ia juga membuka kemungkinan untuk mengadu ke Komnas HAM dan lembaga lain yang relevan bila kasus ini terus diabaikan.
“Saya tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya soal saya, tapi tentang keadilan dan perlindungan hukum bagi setiap warga negara,” tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Kesultanan Kutai Kartanegara maupun dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.
(Hamim)
View
0 Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments