Refleksi Sejarah Kemerdekaan, Toni Putra Ingatkan Gen Z Agar Lebih Objektif

[Foto : Toni Putra (kiri) Sejarawan Asal Bali]

Bali | Jurnaljawapes.com – Memasuki peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, sejarawan asal Bali, Toni Putra, mengajak Generasi Z menjadikan momen ini sebagai ajang refleksi sejarah. Ia menilai, peringatan kemerdekaan bukan hanya seremonial, melainkan peluang berharga untuk memahami dan menghayati perjalanan panjang bangsa Indonesia.

Menurut Toni, Gen Z perlu lebih mengenal sejarah perjuangan bangsa, mulai dari masa prasejarah, era kerajaan, hingga terbentuknya Republik Indonesia. “Refleksi sejarah penting agar kita tidak hanya menikmati hasil kemerdekaan, tetapi juga memahami proses panjang yang telah dilalui para pendahulu,” ujarnya saat ditemui tim Jurnaljawapes, Kamis (15/8/2025).

Indonesia memiliki peradaban yang berkembang dari masa ke masa. Mulai dari zaman batu, kerajaan-kerajaan besar Nusantara, masa penjajahan, hingga era kemerdekaan yang kini memasuki babak modernisasi. Dari setiap periode, ada pelajaran berharga yang bisa diambil: nilai persatuan, semangat juang, dan dedikasi untuk kemajuan bangsa.

Toni menekankan bahwa mempelajari sejarah membantu generasi muda memahami konteks perubahan zaman. “Sejarah bukan hanya deretan tahun dan peristiwa, tapi juga cermin bagi kita untuk melangkah ke depan dengan lebih bijak,” tambahnya.

Di era digital, Gen Z memiliki kemudahan luar biasa dalam mengakses informasi sejarah. Artikel, video, podcast, hingga infografis tersedia di ujung jari. Mesin pencari dan media sosial mempermudah pencarian data secara cepat dan variatif.

Namun, Toni mengingatkan agar kemudahan ini tidak membuat Gen Z terjebak pada informasi yang dangkal atau tidak akurat. “Jangan hanya mengandalkan hasil pencarian Google atau konten media sosial. Kita harus memastikan sumber informasi valid dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Sejak 1981, Toni telah menelusuri jejak sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Pengalaman panjang itu membuatnya paham betul pentingnya sikap objektif dalam belajar sejarah. Ia mengingatkan, penelusuran sejarah harus dilakukan dengan landasan data yang kuat dan verifikasi dari narasumber terpercaya.

“Literasi sejarah yang baik akan membentuk cara pandang yang sehat terhadap bangsa sendiri. Objektif, kritis, dan tetap mengapresiasi perjuangan yang telah dilakukan para pendahulu,” pungkasnya.

(Hamim)

Baca Juga

View