Dugaan Kekerasan di Rutan Kelas IIB Gresik Meledak : Mantan WBP Nasrudin Datangi Rutan, Bongkar Luka Lama yang Didiamkan

[Foto : Suasana Audiensi Mantan WBP terkait Dugaan Penganiayaan di Rutan Kelas IIB Gresik]
Gresik | Jurnaljawapes.com - Rutan Kelas IIB Gresik yang beralamat di Jalan Raya Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, kembali berada di bawah sorotan tajam. Mantan WBP Nasrudin, didampingi Ormas Madas dan Tretan Laskar Jawa Timur, mendatangi rutan untuk menuntut keadilan atas dugaan kekerasan brutal yang dialaminya pada 24 Juli 2023 kasus yang disebut-sebut telah ditutup rapat selama lebih dari dua tahun.

Kedatangan Nasrudin bukan sekadar silaturahmi. Ia membawa amarah, luka batin, dan kronologi lengkap yang memuat dugaan penyiksaan yang dilakukan oknum petugas rutan, termasuk sosok bernama Fauzan, yang disebut sebagai pelaku pemukulan.

Menurut dokumen yang dibawa keluarga dan ormas, kejadian berawal ketika seorang tamping melakukan penjemputan pada 23–24 Juli 2023. Dari sana, situasi berubah menjadi kekacauan.

Empat WBP, termasuk Nasrudin, disebut dibawa ke sebuah ruangan dan diduga diperlakukan secara kasar. Dugaan kekerasan ini bukan berlangsung singkat bahkan disebut terjadi berjam-jam, antara pukul 20.07–01.00 WIB, dengan lokasi yang terekam CCTV di area selatan rutan.

Para WBP disebut tidak diberi kesempatan bertanya, membela diri, atau meminta kepastian terkait barang mereka yang dirampas. Saat mereka menuntut barang dikembalikan, oknum petugas justru naik ke blok karantina dan situasi berubah menjadi tindakan represif.

Dalam audiensi yang berlangsung panas dan di hadiri langsung oleh Kapolsek Cerme Iptu Andik Asworo, Nasrudin menegaskan ,“Saya hanya minta keadilan, tidak lebih. Kalau saya salah, hukum saya. Tapi bukan berarti saya boleh diperlakukan semena-mena,"ujar Nasrudin.

Pernyataannya membuat suasana ruangan berubah hening sejenak. Bagi keluarga, ini bukan sekadar laporan ini jeritan seorang warga binaan yang haknya diinjak.

Ketegangan sempat memuncak ketika keluarga menanyakan keberadaan dan meminta untuk menghadirkan Fauzan dalam audiensi ini,alih - alih menghadirkan Fauzan Kepala Rutan Eko Widatmoko  menjawab:

“Kita juga tidak tahu Fauzan yang mana?”

Jawaban itu memantik kecurigaan. Bagaimana mungkin seorang kepala rutan tidak mengenal petugas yang disebut berperan dalam insiden berdarah tersebut?

Namun beberapa menit kemudian ia mengatakan bahwa Fauzan memang tidak hadir karena “sedang sakit”.

Dua pernyataan yang saling bertabrakan inilah yang membuat keluarga dan ormas menilai ada ketidakjujuran, bahkan dugaan upaya menutup-nutupi.

Perwakilan ormas menilai cara penanganan rutan selama ini minim transparansi. Mereka menyebut ada banyak laporan yang tak pernah sampai ke permukaan karena WBP takut bersuara,menurut mereka, kasus Nasrudin hanyalah puncak gunung es.

Dalam surat tuntutan yang dibacakan langsung, Madas dan Tretan Laskar Jatim meminta langkah konkret:

1. Pemecatan petugas bernama Fauzan.

2. Pemecatan Karupam dan seluruh regu yang berjaga pada malam 23 Juli 2023.

3. Pembersihan petugas yang diduga terlibat atau membiarkan peredaran narkoba di dalam rutan.

4. Pemecatan petugas yang diduga menyuplai HP kepada WBP.

5. Pemecatan petugas yang diduga menerima setoran uang kamar hunian.

6. Mendesak Karutan Gresik, Eko Widiatmoko, mundur jika tidak mampu membersihkan rutan dari praktik-praktik kotor.

Perwakilan Ormas menegaskan, jika tuntutan tidak dipenuhi, aksi akan berlanjut dan mereka siap membawa kasus ini ke ranah yang lebih tinggi.

Keluarga Nasrudin berharap kasus ini tidak menguap seperti sebelumnya. Mereka meminta penanganan profesional, transparan, dan tanpa kompromi terhadap oknum manapun.

Bagaimanapun, WBP tetap manusia. Mereka menjalani hukuman, bukan untuk disiksa.

(Tim)

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan