![]() |
[Foto : Sedekah Desa Dusun Tanjung Desa Temuireng Mojokerto] |
Acara dimulai sejak pagi hari dengan kirab ancak atau gunungan hasil bumi, yang dibawa oleh warga dari berbagai penjuru dusun. Gunungan tersebut terdiri dari aneka sayur-mayur, buah, padi, dan hasil panen lainnya, yang dirangkai dengan indah dan dipikul bersama-sama menuju tempat utama pelaksanaan ritual.
Antusiasme warga terlihat tinggi. Tua, muda, laki-laki maupun perempuan larut dalam kebersamaan dan kekhidmatan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun ini.
Kepala Dusun Tanjung, Sutarji, menyampaikan bahwa Sedekah Bumi bukan sekadar acara adat, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap warisan budaya serta doa bersama agar dusun tetap diberi keselamatan, kesejahteraan, dan hasil panen yang melimpah.
“Ini bagian dari jati diri kami sebagai masyarakat agraris. Lewat Sedekah Bumi, kami bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh unsur Muspika Kecamatan Dawarblandong, termasuk Camat, Danramil, Kapolsek, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Kepala Desa Temuireng, H. Bajuri, dalam sambutannya mengapresiasi kekompakan warga Dusun Tanjung dalam menjaga tradisi yang mengakar kuat di tengah arus modernisasi.
“Tradisi seperti ini perlu dilestarikan karena bukan hanya membentuk identitas budaya desa, tetapi juga memperkuat silaturahmi antarwarga. Semangat gotong royong dan rasa syukur harus terus ditanamkan,” tutur H. Bajuri.
Puncak acara ditandai dengan doa bersama dan rebutan hasil ancak, yang diyakini membawa berkah bagi siapa saja yang mendapatkannya. Suasana penuh suka cita menutup kegiatan yang sarat spiritualitas dan kearifan lokal ini.
Dengan terus dilestarikannya Sedekah Bumi, masyarakat Dusun Tanjung menunjukkan bahwa kemajuan tidak harus meninggalkan akar budaya. Sebaliknya, tradisi bisa menjadi fondasi kuat dalam membangun desa yang bermartabat dan berbudaya.
(ul)
View
0 Komentar