Fenomena “Mahluk Astral” di Exit Tol Tamandayu Seni Jalanan Bernuansa Mistis atau Gangguan Ketertiban?

[Foto : Penampakan Makhluk Astral Di Exit Tol Taman Dayu]
Pasuruan | Jurnaljawapes.com – Exit Tol Tamandayu kembali menjadi sorotan publik, bukan karena kemacetan atau kecelakaan lalu lintas, melainkan karena kemunculan “makhluk-makhluk astral” yang mengejutkan para pengguna jalan. Penampakan sosok menyerupai kuntilanak, pocong, hingga zombi di area lampu merah tersebut menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari rasa takut, penasaran, hingga simpati.

Namun setelah ditelusuri lebih lanjut oleh tim jurnalis Jurnaljawapes.com , diketahui bahwa penampakan menyeramkan itu bukanlah fenomena gaib, melainkan aksi para pengemis dan pengamen jalanan yang mengenakan kostum makhluk mistis demi menarik perhatian. Mereka tampil di sela-sela lampu merah, menghadirkan teatrikal jalanan bertema horor di tengah hiruk pikuk lalu lintas.

Yanto, salah satu pengguna jalan yang setiap hari melintasi kawasan tersebut, menilai fenomena ini sebagai bentuk seni jalanan dengan pendekatan ekstrem.

"Ya mungkin ini bagian dari cara mereka menyampaikan pesan dalam seni mencari uang. Walaupun agak menyeramkan, mungkin justru itu yang bikin menarik bagi sebagian orang. Tapi bagi yang lain, bisa juga dianggap mengganggu atau menjijikkan," ungkapnya kepada Rajawali Kompas, Senin (15/07/2025).

Fenomena seperti ini seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kepercayaan lokal, legenda urban, hingga tekanan sosial ekonomi. Dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, keberadaan makhluk supernatural seperti kuntilanak atau pocong bukanlah hal asing. Imajinasi kolektif masyarakat kerap membentuk narasi dan mitos yang kemudian diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk seni jalanan.

Namun, pendekatan ekstrem dengan memanfaatkan ketakutan dan kejut visual ini menimbulkan dilema. Di satu sisi, mereka menunjukkan kreativitas dalam bertahan hidup. Di sisi lain, keberadaan mereka di tengah arus lalu lintas yang padat menimbulkan potensi gangguan bahkan kecelakaan.

Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu menyikapi fenomena ini secara bijak. Penertiban bisa dilakukan, namun pendekatan humanis juga harus diutamakan. Menjadikan para pelaku sebagai objek pembinaan atau bahkan mendorong mereka ke ranah seni pertunjukan yang lebih formal bisa menjadi solusi jangka panjang.

Di era media sosial saat ini, aksi unik para "mahluk astral" jalanan ini memang cepat menyebar dan viral. Namun publik pun harus kritis: apakah yang kita saksikan adalah bentuk ekspresi seni, keresahan sosial, atau justru cerminan ketimpangan?

(Hamim) 

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan