Gunung Penanggungan Warisan Peradaban Dunia yang Menjadi Magnet Spiritualitas dan Petualangan

[Foto : Wisatawan Saat Di Lereng Gunung Penanggungan]
Pasuruan | Jurnaljawapes.com — Gunung Penanggungan, yang menjulang setinggi 1.653 meter di atas permukaan laut, bukan sekadar gunung biasa. Ia adalah bagian dari kawasan Gunung Arjuna yang diyakini sebagai induk peradaban dunia. Tak hanya menyuguhkan panorama alam yang menawan, gunung ini juga memancarkan nilai sejarah dan spiritual yang begitu dalam, menjadikannya destinasi favorit bagi para pendaki, pecinta budaya, dan pencari ketenangan jiwa.

Dua situs petirtaan terkenal yang berada di lereng Gunung Penanggungan Petirtaan Belahan dan Petirtaan Jolotundo menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu. Dibangun sejak era kerajaan kuno, kedua situs ini diyakini memiliki energi spiritual yang kuat dan kerap menjadi tempat ritual penyucian diri bagi para peziarah.

Dari puncaknya, pemandangan sunrise yang luar biasa menghampar, disertai siluet pegunungan lain yang membingkai cakrawala. "Menaklukkan tanjakan curamnya menghadirkan rasa pencapaian yang tidak ternilai," ujar Kholik, seorang pendaki senior asal Sukorejo.

Di usianya yang tidak lagi muda, Kholik masih setia menjelajahi jalur-jalur pendakian yang menantang. "Sejak muda saya gemar mendaki. Gunung Arjuna dan Penanggungan adalah dua gunung favorit saya. Letaknya dekat rumah, dan keduanya punya makna tersendiri bagi saya, anak-anak, istri, dan sahabat-sahabat saya sesama pendaki," ungkapnya penuh semangat.

Tak hanya Kholik, sejumlah pendaki lain seperti Muhammad Mauliddani dan Slamet juga menyatakan hal senada. Mereka menilai Gunung Penanggungan bukan hanya tempat untuk melepas penat, tetapi juga ruang perenungan yang mendalam. "Kami sering mendaki bersama keluarga dan teman. Gunung ini menyambut semua orang dengan keheningan yang indah dan keagungan sejarah yang tak bisa diabaikan," kata Mauliddani.

Hamim, salah satu penggiat komunitas pendaki lokal, menambahkan bahwa Gunung Penanggungan menjadi tempat belajar yang luar biasa belajar menghargai warisan leluhur, memahami kehendak alam, dan merawat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.

Gunung Penanggungan bukan sekadar destinasi wisata, melainkan juga ruang kontemplasi dan cermin kebesaran peradaban. Di antara kabut pagi dan jejak-jejak masa lalu yang tertinggal di batu-batu kuno, pendaki menemukan bukan hanya keindahan alam, tapi juga jati diri dan kedamaian jiwa.

(Hamim)

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan