![]() |
| [Foto: Sri Rahayu Srikandi Jagadraya berjilbab nomor 4 dari Kanan] |
Kunjungan tersebut menjadi bagian dari perjalanan spiritual-budaya untuk menelusuri titik-titik warisan leluhur dan destinasi budaya di kawasan Gunung Arjuna. Gunung yang menyimpan nilai sakral, sejarah panjang, serta energi spiritual tinggi tersebut bahkan diproyeksikan oleh tokoh spiritual Sangheyang Hamim sebagai pusat peradaban dunia dan bakal destinasi wisata budaya spiritual berkelas internasional.
Bunda Rahayu bukan sosok baru dalam panggung budaya dan nasionalisme. Perempuan yang dikenal sederhana namun berjiwa besar ini pernah memimpin pembentangan bendera merah putih terpanjang di dunia dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2024.
Aksi historis tersebut dilakukan secara maraton di delapan titik sakral:
1. Gunung Lawu, Desa Babar, Karanganyar
2. Gunung Kemukus, Sragen
3. Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
4. Petilasan Kraton Kartasura, Sukoharjo
5. Candi Untoroyono, Klaten
6. Gunung Turgo, Sleman
7. Parangkusuma, Bantul
Rangkaian acara dimulai pada 26 Oktober dengan penanaman pohon kopi di Gunung Lawu, dilanjutkan doa lintas agama di Gong Perdamaian Dunia, dan ditutup dengan upacara pembentangan bendera merah putih di seluruh titik tersebut. Aksi nasionalis ini diprakarsai oleh berbagai komunitas relawan seperti SERI, GARDA Temanggung, Explore Temanggung, RAPI Jawa Tengah, dan sejumlah organisasi lainnya.
Dalam pesan yang disampaikan kepada tim Jurnaljawapes.com pada Kamis(20 /11/2025), Bunda Rahayu mengungkapkan rasa bangga bisa terus aktif dalam kegiatan kebangsaan dan budaya.
“Walau usia sudah tidak muda lagi, namun kami bangga menjadi bagian dari tim pengibar bendera yang rata-rata masih muda. Berbaur dengan para Gen Z membuat saya merasa semakin vit dan semangat membangun kecintaan terhadap negeri. Memegang teguh tali silaturahmi dan uri-uri budaya warisan para leluhur,” ujar Bunda Rahayu.
Jejak langkah Srikandi Jagadraya di titik nol Gunung Arjuna menegaskan kembali pentingnya merawat warisan budaya nusantara. Semangat perempuan-perempuan pejuang seperti Bunda Rahayu menjadi energi tersendiri dalam upaya menjaga tradisi, memperkuat jati diri bangsa, dan memperkenalkan kekayaan spiritual-budaya Indonesia ke kancah dunia.
(Hamim)
View



0 Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments