![]() |
[Foto : Kuwat Slamet, sebelah kiri, Abdul Kadir (Yanto Sebelah kanan) ] |
Respons dari jajaran ormas pun berdatangan. Dering telepon redaksi JurnalJawapes.com nyaris tak berhenti. Konfirmasi dan klarifikasi mengalir dari berbagai pengurus, mulai tingkat pusat (DPP), provinsi (DPD), hingga cabang (DPC).
![]() |
[Foto : Gandul Tokoh Ormas Jawapes DPD Jawa Tengah] |
“Saya tahu betul bahwa Ketua Umum JAWAPES adalah Junihari. Bila ada lembaga lain yang menggunakan nama serupa, itu bentuk pengingkaran terhadap sejarah dan pendiriannya. Kami sangat menyayangkan adanya dualisme dan klaim sepihak. DPP harus konsisten dan bertanggung jawab menyikapi hal ini,” ujar Gandul, yang juga Kaperwil Jurnaljawapes Banyumas.
![]() |
[Foto : Kuwat Slamet Ketua Ormas Jawapes DPD Jawa Timur ] |
1. JAWAPES adalah organisasi kemasyarakatan (Ormas), bukan LSM, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
2. Setiap rapat DPP harus seizin dan sepengetahuan Ketua Umum.
3. Junihari masih sah dan menjabat penuh sebagai Ketua Umum sekaligus Dewan Pendiri JAWAPES.
“Kepemimpinan Junihari tidak bisa begitu saja diabaikan. Jika ada pihak yang mengklaim JAWAPES di luar struktur resmi, maka itu harus disikapi dengan tegas. Ini menyangkut marwah organisasi,” tegas Kuwat Slamet.
![]() |
[Foto : Pujo Asmoro Tokoh Kunci Ormas Jawapes (nomor 2 dari kiri) Bersama Ketua Umum Ormas Jawapes (3 dari Kanan)] |
“Sugeng Samiadji mengklaim ada perubahan akta notaris yang menetapkan Edy Tarigan sebagai Ketua Umum. Ini jelas ngawur! Ketua Umum Junihari masih hidup, kok berani-beraninya membuat notaris baru?” ungkapnya dengan nada kecewa.
Pujo Asmoro juga menyebut adanya kejanggalan administratif, di mana seorang Sekjen yang sudah dipecat justru mengangkat Ketua Umum baru, bahkan mengeluarkan dokumen lama tahun 2012 dan revisi tahun 2017 sebagai pembenaran.
“Ini bukan sekadar konflik internal, tapi sudah masuk ranah pelanggaran hukum. Kami punya bukti tertulis dan akan segera kami lampirkan agar tidak ada lagi publik yang terjebak oleh propaganda,” tambah Pujo.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Sugeng Samiadji yang disebut sebagai pelontar ultimatum belum memberikan tanggapan. Saat dikonfirmasi, ia hanya menyampaikan bahwa dirinya masih sibuk dan belum membaca berita yang mencatut namanya.
Situasi internal JAWAPES kini memasuki babak baru. Perseteruan dokumen, klaim kepemimpinan, dan narasi tandingan menjadi ancaman nyata terhadap soliditas organisasi yang semestinya menjadi wadah perjuangan rakyat.
Semua mata kini tertuju pada DPP ,apakah mampu meredam badai ini, atau justru tenggelam dalam kubangan konflik internal.
(Hamim/Redaksi Jurnaljawapes.com)
View
0 Komentar